Beranda | Artikel
Serial Fiqih Doa dan Dzikir No 182 - DZIKIR DAN DOA SEBELUM TIDUR Bagian-1
Selasa, 11 Oktober 2022

Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 182

DZIKIR DAN DOA SEBELUM TIDUR Bagian-1

Banyak orang mengeluh susah tidur, atau bila tidur tidak terasa nyenyak, atau sering mimpi buruk. Semua hal ini—bisa jadi—penyebabnya adalah karena sebelum tidur mereka tidak membaca doa dan dzikir yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Berikut beberapa bacaan yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum tidur:

BACAAN PERTAMA:

Membaca Ayat Kursi sebanyak satu kali.

“اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ”

Artinya: “Allah, tidak ada yang berhak disembah melainkan Dia. Yang Maha hidup dan terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursiy Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar”. QS. Al Baqarah (2): 255.

Dalil Landasan

” إِذَا ‌أَوَيْتَ ‌إِلَى ‌فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ، لَنْ يَزَالَ مَعَكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ”

“Jika engkau akan tidur, bacalah Ayat Kursiy. Niscaya engkau akan senantiasa mendapatkan penjagaan dari Allah dan setan tidak bisa mendekatimu hingga pagi”. HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu.

Renungan Kandungan

Dari sekian ribu ayat yang ada di dalam al-Qur’an, yang paling istimewa adalah Ayat Kursiy. Sebab kandungan makna yang ada di dalamnya amat spesial. Yakni tauhid; pengesaan Allah, pemuliaan dan pengagungan-Nya.

Tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk bertauhid. Yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah. Diutusnya para rasul dan diturunkannya beragam kitab suci, pun untuk tujuan yang sama. Yaitu menegakkan tauhid. Maka sebelum tidur kita diperintahkan membaca Ayat Kursi. Agar selalu ingat tujuan utama itu. Sehingga tidak salah tujuan dan langkah dalam mengarungi kehidupan yang fana ini.

Sejak awal ayat, Allah mengenalkan diri-Nya kepada kita. Dijelaskan bahwa satu-satunya sembahan yang benar adalah Dia. Sebab memang hanya Dialah yang layak disembah. Dikarenakan Dia adalah al-Hayyu (Maha Hidup) dan _al-Qayyûm- (Maha Mengurusi para makhluk-Nya).

Lalu Allah menjelaskan betapa luas wilayah kekuasaan-Nya. Seluruh alam semesta, langit dan bumi, adalah milik-Nya. Sehingga tidak ada satupun sosok yang bisa lepas dari kekuasaan-Nya. Bahkan pemberian syafaat tidak mungkin bisa dilakukan tanpa seizin dari-Nya.

Apapun yang akan dan sudah terjadi di alam semesta ini pasti sepengetahuan Allah. Begitulah kemahaluasan ilmu-Nya. Berbeda jauh dengan ilmu manusia yang sangat terbatas. Mereka hanya mengetahui apa yang diajarkan Allah kepada mereka.

Selanjutnya Allah menggambarkan kepada kita tentang kebesaran-Nya. Dengan menceritakan kebesaran salah satu makhluk ciptaan-Nya, yaitu Kursiy. Di mana makhluk ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan langit dan bumi!

Terakhir, ayat spesial ini ditutup oleh Allah dengan menyebutkan dua nama-Nya yang mulia. Al-‘Aliy (Maha Tinggi) dan al-‘Azhîm (Maha Agung). Agar para hamba senantiasa merasa rendah dan kecil di hadapan-Nya. Hati mereka dipenuhi ketundukan, kepatuhan, keimanan dan pengagungan kepada-Nya. Maka siapapun yang demikian kondisinya, amat layak untuk terlindungi dari kejahatan setan.

Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 28 Jumada Tsaniyah 1443 / 31 Januari 2022


Artikel asli: https://tunasilmu.com/serial-fiqih-doa-dan-dzikir-no-182-dzikir-dan-doa-sebelum-tidur-bagian-1/